OpenAI kembali memperkuat posisinya di industri kecerdasan buatan dengan merilis GPT-5.2. Model terbaru ini diperkenalkan sebagai AI yang dirancang khusus untuk kerja profesional, bukan sekadar chatbot percakapan. Peluncuran GPT-5.2 menegaskan perubahan arah OpenAI dalam mengembangkan ChatGPT, dari alat bantu umum menjadi asisten kerja digital yang lebih serius, terstruktur, dan dapat diandalkan.
Dalam keterangan resminya, OpenAI menyebut GPT-5.2 sebagai model paling siap pakai untuk kebutuhan kantor dan pekerjaan berbasis pengetahuan. Fokus utamanya mencakup pembuatan spreadsheet, penyusunan presentasi, analisis dokumen panjang, pemrograman, hingga pengelolaan proyek yang melibatkan banyak tahapan dan penggunaan berbagai tool secara bersamaan.
Pendekatan ini mencerminkan kebutuhan dunia kerja modern, di mana AI tidak cukup hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga harus mampu menghasilkan output yang rapi, konsisten, dan relevan untuk langsung digunakan.
GPT-5.2 Hadir dengan Tiga Varian
GPT-5.2 dirilis dalam tiga varian utama. Pertama adalah GPT-5.2 Instant, yang ditujukan untuk tugas ringan dan cepat seperti penulisan singkat, penerjemahan, penjelasan teknis sederhana, dan pencarian informasi. Varian ini mengutamakan kecepatan respons dan efisiensi.
Kedua adalah GPT-5.2 Thinking, yang menjadi tulang punggung perilisan ini. Model ini dirancang untuk pekerjaan yang membutuhkan penalaran mendalam, seperti analisis dokumen panjang, perencanaan, pemrograman, serta pengambilan keputusan berbasis data. GPT-5.2 Thinking diposisikan sebagai model utama untuk penggunaan profesional sehari-hari.
Varian ketiga adalah GPT-5.2 Pro. Model ini menawarkan tingkat presisi tertinggi dan ditujukan untuk tugas tingkat lanjut, seperti analisis teknis kompleks, riset ilmiah, serta pemodelan data yang membutuhkan akurasi maksimal. Meski membutuhkan waktu pemrosesan lebih lama, GPT-5.2 Pro menjadi pilihan untuk pekerjaan kritis.
Pembagian ini menunjukkan bahwa OpenAI kini membangun ekosistem AI kerja, bukan lagi mengandalkan satu model serba guna.
Performa Kerja Jadi Ukuran Utama
OpenAI menekankan bahwa GPT-5.2 dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata di dunia kerja. Hal ini tercermin dari hasil evaluasi GDPval, sebuah benchmark yang menguji kemampuan AI menyelesaikan tugas kerja terstruktur di 44 jenis profesi. Profesi yang diuji meliputi software developer, akuntan, analis keuangan, pengacara, manajer proyek, hingga jurnalis.
Dalam evaluasi tersebut, GPT-5.2 Thinking mampu mengalahkan atau menyamai kinerja profesional manusia pada 70,9 persen tugas. Tugas yang diuji bukan soal teoretis, melainkan pekerjaan konkret seperti menyusun presentasi bisnis, membuat spreadsheet keuangan, dan menulis laporan kompleks.
OpenAI juga menyebut GPT-5.2 dapat menyelesaikan pekerjaan serupa dengan kecepatan lebih dari 11 kali lipat dan biaya yang jauh lebih rendah dibanding tenaga ahli manusia, meski tetap disarankan digunakan dengan pengawasan.
Akurasi Lebih Baik, Risiko Kesalahan Menurun
Masalah kesalahan atau halusinasi menjadi salah satu tantangan besar AI generatif. Pada GPT-5.2, OpenAI mengklaim tingkat kesalahan berhasil ditekan secara signifikan. Dibanding GPT-5.1, GPT-5.2 Thinking tercatat 30 persen lebih jarang menghasilkan jawaban keliru pada pertanyaan nyata pengguna ChatGPT.
Bagi pengguna profesional, terutama di bidang hukum, keuangan, dan riset, penurunan tingkat kesalahan ini menjadi faktor penting. Meski OpenAI tetap mengingatkan perlunya verifikasi pada tugas kritis, GPT-5.2 dinilai lebih stabil dan dapat diandalkan untuk penggunaan harian.
Unggul dalam Mengolah Dokumen Panjang
Salah satu keunggulan utama GPT-5.2 adalah kemampuannya memahami konteks panjang. Model ini mampu memproses hingga 256.000 token dalam satu kali input. Dalam pengujian MRCRv2, GPT-5.2 mencatat akurasi hampir sempurna dalam menggabungkan informasi yang tersebar di dokumen sangat panjang.
Kemampuan ini memungkinkan GPT-5.2 digunakan untuk menganalisis kontrak hukum, laporan riset, transkrip rapat, hingga proyek multi-dokumen tanpa kehilangan konteks. Bagi perusahaan dan organisasi besar, fitur ini menjadi nilai tambah karena menghemat waktu dan mengurangi risiko informasi terlewat.
Coding dan Workflow Lebih Konsisten
Di sektor pemrograman, GPT-5.2 mencatat skor tertinggi OpenAI sejauh ini pada SWE-Bench Pro dan SWE-Bench Verified. Model ini dinilai lebih konsisten dalam debugging, refactoring, serta pengembangan fitur lintas bahasa pemrograman.
Kemampuan pemanggilan tool atau tool calling juga mengalami peningkatan. GPT-5.2 mampu mengelola workflow multi-tahap dengan lebih stabil, mulai dari pengambilan data, analisis, hingga penyusunan output akhir. Dalam simulasi layanan pelanggan dan manajemen kasus, tingkat kegagalan model ini tercatat lebih rendah dibanding generasi sebelumnya.
Posisi GPT-5.2 di Tengah Persaingan Global
Peluncuran GPT-5.2 tidak terlepas dari persaingan dengan Google Gemini 3. Saat ini, Gemini unggul di ranah image generation dan kemampuan visual. Namun, OpenAI menempatkan GPT-5.2 sebagai AI kerja yang fokus pada teks, data, dan penalaran kompleks. Hingga kini, belum ada data publik yang menunjukkan Gemini 3 secara konsisten melampaui GPT-5.2 dalam tugas kerja profesional lintas bidang.
Penutup
GPT-5.2 menandai babak baru dalam pengembangan ChatGPT. Model ini tidak lagi hanya pintar berbicara, tetapi dirancang untuk bekerja. Dengan fokus pada akurasi, struktur, konteks panjang, dan workflow profesional, GPT-5.2 diposisikan sebagai alat produktivitas yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Bagi audiens Indonesia, perilisan GPT-5.2 menunjukkan bahwa AI semakin dekat dengan aktivitas kerja sehari-hari, bukan lagi sekadar teknologi pendukung.